5 Fase Putus Cinta yang Harus Diketahui

Pada fase ini, seseorang mungkin sulit menerima kenyataan bahwa hubungan sudah berakhir. Ada perasaan tidak percaya, bahkan harapan bahwa semuanya hanya sementara dan masih bisa diperbaiki. Orang yang berada dalam fase penolakan sering kali terus berusaha menghubungi mantan pasangan, berharap ada cara untuk memperbaiki hubungan.

Setelah penolakan, muncul fase kemarahan. Di sini, perasaan frustrasi dan marah mulai mendominasi. Seseorang mungkin merasa marah pada diri sendiri, mantan pasangan, atau bahkan situasi yang menyebabkan hubungan berakhir. Fase ini bisa disertai dengan perasaan ingin menyalahkan, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Dalam fase ini, ada upaya untuk mencari solusi atau kompromi, meskipun hubungan sudah selesai. Seseorang mungkin mencoba 'menegosiasikan' perasaan mereka, misalnya dengan berpikir, 'Kalau saja saya melakukan ini, hubungan mungkin bisa diselamatkan,' atau 'Bagaimana jika kita mencoba lagi?'

Fase kesedihan adalah salah satu tahap yang paling berat. Seseorang mulai menyadari bahwa hubungan benar-benar telah berakhir, dan ini bisa memunculkan perasaan putus asa, sedih, dan kehilangan. Pada fase ini, individu mungkin merasa sulit untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, atau merasa kosong.

Fase penerimaan adalah titik di mana seseorang mulai menerima kenyataan bahwa hubungan sudah berakhir dan tidak bisa diubah. Di sini, perasaan mulai stabil, dan orang tersebut mulai menemukan kembali arah hidupnya tanpa mantan pasangan. Meskipun luka emosional mungkin masih ada, individu mulai merasa siap untuk melanjutkan hidup dan membuka bab baru.